WELCOME TO MY BLOG !!!

Wednesday, November 26, 2014

Siapa Bilang Jadi Orang Pintar itu Enak ???

Di dalam realita kehidupan yang terjadi pada zaman sekarang ini, banyak orang mendambakan dirinya menjadi pintar, karena mungkin menurut mereka dengan menjadi pintar segala sesuatu akan menjadi mudah dan enak. Akan tetapi hal tersebut dapat berlaku hanya dalam beberapa aspek/bidang kehidupan, bukan disemua bidang/aspek kehidupan.
            Hal inilah yang saya rasakan hingga saat ini, dimulai ketika saya duduk di bangku Sekolah Dasar (SD) hingga kini saya duduk dibangku kuliah disalah satu Perguruan Tinggi Swasta di bilangan Jakarta Timur. Ternyata hal yang menurut orang banyak adalah itu merupakan sesuatu yang di idam-idamkan ada pada diri mereka/anak-anak mereka, bagi saya itu sama sekali tidak ENAK, bukan maksud saya untuk bersifat sombong atau takabur, tapi itulah kenyataan yang ada yang pernah saya alami selama saya menduduki bangku sekolah. Disini saya membatasi ruang lingkup yang akan saya bahas hanya sebatas di bangku pendidikan. Mungkin akan lain lagi ceritanya jika saya melihat nya dari sisi yang berbeda, dari sisi/bidang dunia kerja. Sekedar mengingatkan, sekali lagi saya tegaskan tentang apa-apa yang akan saya bahas/ceritakan disini adalah dari sisi pendidikan.

            Berawal dari ketika saya duduk dibangku Sekolah Dasar, tepatnya saat kelas 4 SD, kenapa saya fokuskan di kelas 4 SD? Karena menurut saya disaat itulah saya baru mengenal yang namanya sifat individualism seorang anak muncul (ini menurut saya lho, bisa saja pendapat kalian berbeda dari saya, karena tergantung pada individu masing-masing juga sih). Selain itu mungkin bisa juga karena faktor lingkungan, terutama keluarga yang mana seperti yang kita ketahui keluarga adalah tempat/wadah pertama seorang insan/manusia mulai mengenal dan membentuk kepribadiannya masing-masing yang sebagian besar sangat berpengaruh pada manusia insane itu sendiri. Kembali lagi pada topik pembahasan, jadi saat kelas 4 SD itu saya mulaiberpikir bagaimana caranya agar saya bisa masuk peringkat/ranking 3 besar, disamping itu, memang sebetulnya kedua orang tua saya, terutama ayah saya benar-benar mengajarkan saya untuk menjadi yang terbaik di kelas. Pernah suatu ketika saya tidak mendapat peringkat 3 besar atau misalnya peringkat/ranking saya dikelas menurun/merosot dari juara 3 besar, konta saja ketika ayah saya mengetahui kalau peringkat saya menurun, ayah langsung menghukum ku dengan cara tidak boleh menonton TV saat hari minggu, tidak boleh keluar untuk bermain bersama teman-teman sepermainan saya, dan yang ada adalah saya dikurung didalam kamar dan yang harus saya lakukan adalah belajar, padahal seharusnya saya menikmati libur panjang sekolah seperti anak-anak yang lainnya. Oh iya, bicara soal menonton TV, sebetulnya saya tidak boleh menonton film kartun oleh ayah saya, padahal film kartun adalah film yang sangat digemari oleh anak-anak, terutama anak-anak yang seusia saya. Ayah saya memang tergolong orang yang keras, mungkin karena memang itulah sifatnya orang Batak. Oh iya saya lupa menceritakan siapa saya, saya hanya akan menjelasskan sedikit saja tentang siapa saya dan tentu saja tidak detail, karena sesuai dengan judul yang lebih fokus terhadap sisi pendidikan, bukan mengarah kepada siapa saya? Saya merupakan anak ke-lima dari tujuh bersaudara yang terlahir dari keluarga batak.
            Masih berbicara seputar Sekolah Dasar (SD), pernah suatu ketika saya cukup disayang oleh walikelas karena mungkin menurut walikelas tersebut saya merupakan salah satu anak yang cukup berprestasi di kelas, yang seharusnya saya merasakan senang hati denga hal tersebut malah bebalik saya merasa seolah olah saya dijauhi oleh teman-teman saya (mungkin inilah yang dinamakan kesenjangan social diantara anak-anak SD), bukankah seharusnya mereka juga ikut senang sama seperti apa yang seharusnya saya rasakan ? Bahkan ada satu anak yang merasa tersaingi oleh saya, padahal saya sama sekali tidak bermaksud untuk bersaing dengan mereka didalam kelas, saya hanya ingin membuktikan kepada kedua orang tua saya bahwa saya bisa membuat mereka bangga dan mereka tidak merasa sia-sia telah menyekolahkan saya. Tapi hal itu tdak berlangsung lama, 1 minggu kemudian saya sudah mempunyai teman kembali, mereka yang tadinya terkesan memusuhi/menjauhi saya kini mereka menjadi teman saya lagi. Dari hal tersebutlah saya berani mengatakan kalau pintar itu tidak selamanya Enak, itu baru cerita masa-masa SD lhooo… belum lagi masa-masa SMP, SMA dan Kuliah. Saya rasa anda/kalian bisa membayangkannya sendiri, terlebih saat meduduki bangku SMA dan Kuliah. Silahkan anda pikirkan. 

No comments:

Post a Comment

Silahkan jika anda yang ingin komentar, namun tolong gunakan bahasa yang sopan. Terimakasih.

Text Widget